NEWSTIZEN.ID, GORUT – Terkait penilaian indeks inovasi Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2020, yang telah ditandatangani secara elektronik oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI) tertanggal 2 juli 2021, menyebutkan bahwa Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) termasuk dalam penilaian daerah yang kurang inovatif. Hal tersebut dikatakan aktivis Suara Parlemen Jalanan (SPJ) Gorontalo, Tutun Suaib, kepada Newstizen.id, Selasa (6/7/2021).
Menurutnya, dengan perolehan nilai sebagai daerah yang kurang inovatif tersebut, membuktikan Gorut saat ini masih dalam keadaan tidur atau dalam keadaan tidak baik-baik saja.
“Sebenarnya apa yang terjadi sama Gorut, mulai dari IPM (Indeks Pembangunan Manusia, red) terendah, indeks inovasi daerah kurang inovatif, bahkan masih ada yang penyerapan anggarannya masih belum berjalan. Kapan Gorut mau bangun dari tidur nyenyaknya ini?” tanya Tutun.
Ia menilai, keadaan Gorut saat ini sangatlah memilukan, karena saat ini rakyat penuh dengan harapan tentang bagaimana kemajuan daerah.
“Tapi kini hanyalah diperdengarkan dengan penilaian yang bukab wow, tapi memiriskan. Ditambah lagi dengan imingan 127 janji-janji yang hingga saat ini belum terealisasi. Sangatlah memilikun jauh dari harapan masyarakat banyak,” keluhnya.
Lebih lanjut dirinya menilai, Gorut saat ini termasuk dalam daerah jasa dan wisata. Maka, itu artinya pengembangan inovatifnya harus benar-benar diberdayakan. Sehingganya, dengan demikian tidak mungkin penilaian-penilaian kurang inovatif ini bisa terjadi.
“Disini (Gorut) diduga kurangnya kemauan ataukah Gorut hanya tidur-tudur saja. Ini seharusnya bukan dicuekkan saja, akan tetapi Gorut harus berbenah lebih lagi, karena penuh harapan masyarakat untuk Gorut lebih baik dan lebih maju,” ucapnya.
Dirinya pun berharap, kedepannya Pemerintah Daerah (Pemda) Gorut harus menggelar study tiru atau semacamnya, guna untuk memetik hasilnya dengan apa yang bisa dikembangkan di Gorut, agar dapat diaplikasikan demi perubahan lebih baik.
“Tapi ini jangan sampai bukan untuk study tiru, tapi hanya digunakan jalan-jalan atau rekreasi atau untuk selfie-selfie saja. Kasihan, dengan besar harapan masyarakat untuk kemajuan suatu daerah,” pungkasnya.
Reporter: Indra Rohandi Parinding
Editor: Ricky Rianto Kadir